Tujuan hidup adalah kompas yang membimbing kita melalui arus kehidupan. Mereka adalah pilar-pilar yang memberikan struktur dan makna pada perjalanan kita. Namun, bagaimana kita bisa menemukan tujuan hidup yang benar-benar memadai? Bagaimana kita bisa yakin bahwa tujuan yang kita pilih adalah yang terbaik untuk kita? Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi langkah-langkah penting dalam menemukan tujuan hidup yang memenuhi hati dan jiwa kita.
Langkah Pertama: Temukan Minat Anda
Definisi terbaik dari kata “tujuan” yang pernah saya dengar datang dari seorang pramuniaga yang sangat sukses, yang saya temui di sebuah konferensi yang mengatakan kepada saya, “Tujuan adalah mimpi dengan tenggat waktu.” Definisi yang luar biasa itu menyentuh poin yang sangat penting. Sebelum Anda mulai menuliskan sasaran Anda, Anda sebaiknya tahu apa impian Anda. Kalau tidak, Anda mungkin akan menemukan diri Anda menuju tujuan yang tidak pernah Anda inginkan.
Studi menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen orang Amerika tidak bahagia di tempat kerja. Banyak dari orang-orang ini yang melakukan pekerjaan mereka dengan baik, tetapi mereka melakukannya hal dengan baik pada sesuatu yang tidak mereka nikmati. Bagaimana kita bisa masuk ke keadaan semacam ini bukanlah hal yang sulit untuk dipahami. Orang-orang menjadi kewalahan dengan keputusan yang harus mereka ambil tentang pekerjaan, keluarga, bisnis, dan masa depan mereka. Sepertinya ada terlalu banyak pilihan. Kita akhirnya mengalihkan fokus kita ke bakat yang tidak kita miliki dan karier yang tidak cocok. Banyak dari kita yang akhirnya hanya menerima begitu saja apa yang berhasil kita dapatkan, tanpa pernah bertanya kepada diri sendiri beberapa pertanyaan yang sangat penting.
Pernahkah Anda duduk dan berpikir dengan serius tentang apa yang benar-benar Anda sukai? Apa yang Anda kuasai? Apa yang ingin Anda capai dalam hidup? Apa saja kendala yang menghentikan Anda? Kebanyakan orang tidak melakukan hal ini. Mereka menerima apa yang “seharusnya” mereka lakukan, daripada meluangkan waktu untuk mencari tahu apa yang ingin mereka lakukan. Kita semua memiliki rasa cinta, rasa tidak aman, kekuatan, kelemahan, dan kemampuan unik kita sendiri. Dan kita harus memperhitungkannya dalam mencari tahu di mana bakat dan keinginan kita bersilangan.
Persimpangan itu adalah apa yang saya sebut sebagai “api biru” Anda-di mana gairah dan kemampuan bersatu. Ketika api biru itu dinyalakan pada diri seseorang, itu adalah kekuatan kuat yang akan membawa Anda ke tempat yang Anda inginkan. Saya menganggap api biru sebagai konvergensi misi dan minat yang dibangun berdasarkan penilaian diri yang realistis atas kemampuan Anda. Hal ini membantu menentukan tujuan hidup Anda, dari merawat orangtua hingga menjadi seorang ibu, dari menjadi seorang insinyur ternama hingga menjadi penulis atau musisi. Saya percaya setiap orang memiliki misi berbeda di dalam dirinya, misi yang memiliki kapasitas untuk menginspirasi.
Joseph Campbell, yang menciptakan ungkapan “ikuti kebahagiaan Anda” pada awal tahun 1900-an, adalah seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas Columbia. Dia memutuskan bahwa api birunya adalah untuk mempelajari mitologi Yunani. Ketika dia diberi tahu bahwa tidak ada jurusan seperti itu, dia menyusun rencananya sendiri. Setelah lulus, dia pindah ke sebuah pondok di Woodstock, New York, di mana dia tidak melakukan apa pun selain membaca, mulai dari pukul sembilan pagi hingga pukul enam atau tujuh setiap malam selama lima tahun. Tidak ada jalur karier yang tepat bagi pecinta mitos Yunani. Campbell muncul dari hutan sebagai seorang lelaki yang amat, sangat berpengetahuan, tetapi dia masih tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan hidupnya. Dia tetap mengikuti kecintaannya pada mitologi. Orang-orang yang bertemu dengannya selama masa itu kagum dengan kebijaksanaan dan hasratnya. Akhirnya dia diundang untuk berceramah di Sarah Lawrence College. Satu ceramah mengarah ke undangan ceramah lainnya, sampai akhirnya ketika Campbell pada satu hari, setelah dua puluh delapan tahun lamanya, menjadi seorang penulis terkenal dan seorang profesor mitologi, melakukan apa yang dia sukai, di sekolah yang sama yang memberinya kesempatan pertama baginya. “Jika kamu mengikuti kebahagiaanmu, kamu menempatkan dirimu pada semacam jalan setapak yang telah ada selama ini, menunggumu, dan kehidupan yang seharusnya kamu jalani adalah hidup yang kamu jalani.”
Jadi bagaimana cara Anda mengetahui kebahagiaan Anda? Campbell percaya bahwa jauh di dalam diri seseorang, ada pengetahuan intuitif tentang apa yang paling ia inginkan dalam hidup. Kita hanya harus mencarinya. Yah, saya setuju dengan Dr. Campbell. Saya yakin, semua keputusan yang baik, datang dari informasi yang baik. Menetapkan minat Anda, kebahagiaan Anda, api biru Anda semuanya sama. Ada dua aspek untuk mendapatkan informasi yang baik. Satu bagian berasal dari dalam diri Anda; bagian lain berasal dari orang-orang di sekitar Anda.
1. Lihat ke Dalam Diri Anda
Ada banyak cara untuk melakukan penilaian pada diri sendiri terhadap tujuan dan impian Anda. Beberapa orang berdoa, yang lain bermeditasi atau membaca. Beberapa berolahraga. Beberapa mencari kesunyian jangka panjang. Yang penting ketika melakukan tinjauan internal adalah dengan melakukannya tanpa kendala, tanpa keraguan, ketakutan, dan pengharapan akan apa yang Anda “harus” lakukan. Anda harus bisa mengesampingkan hambatan waktu, uang, dan kewajiban.
Ketika pikiran saya sedang jernih, saya mulai membuat daftar impian dan tujuan. Beberapa tidak masuk akal; beberapa yang lain terlalu pragmatis. Saya tidak berusaha mensensor atau mengedit daftar yang saya buat saya mengungkapkan apa saja dan semua yang ada dalam pikiran saya. Di sebelah daftar pertama itu, di kolom kedua saya menulis semua hal yang memberikan saya kebahagiaan dan kesenangan: prestasi, orang, dan hal-hal yang menggerakkan saya. Anda bisa mendapatkan petunjuk melalui hobi Anda, majalah, film, dan buku yang Anda sukai. Kegiatan apa yang paling menggairahkan Anda, saat-saat di mana Anda bahkan tidak menyadari bahwa waktu telah berlalu?
Ketika sudah selesai menuliskan daftar itu, saya mulai menghubungkan ke dua daftar tersebut, mencari persimpangan, arah atau tujuan. Ini latihan sederhana, tetapi hasilnya bisa mendalam.
2. Melihat Keluar
Selanjutnya, bertanyalah kepada orang-orang yang paling mengenal Anda tentang kekuatan dan kelemahan terbesar Anda. Tanyakan kepada mereka apa yang mereka kagumi dari diri Anda dan wilayah mana yang menurut mereka perlu Anda perbaiki. Dengan cepat, Anda akan menemukan bahwa informasi yang Anda dapatkan dari ulasan Anda sendiri, dan masukan yang Anda terima dari orang lain akan membawa Anda pada beberapa kesimpulan yang sangat konkret tentang apa misi atau ke mana arah Anda seharusnya.
Beberapa CEO dan wirausahawan tangguh di dunia bisnis adalah orang-orang yang sangat percaya pada gagasan api biru ini— meskipun mereka mungkin tidak menyebutnya begitu. James Champy, konsultan terkenal dan rekan penulis “Reengineering the Corporation,” mengklaim bahwa hal pertama dan terpenting dalam kesuksesan adalah impian kita. Dalam bukunya “The Arc of Ambition,” Champy menemukan bahwa kemampuan para pemimpin yang sukses seperti Ted Turner, Michael Dell, dan Jack Welch tidak terlalu penting, dibandingkan dengan fakta bahwa masing-masing dari mereka memiliki misi yang jelas yang mendorong mereka melakukan semua hal yang mereka lakukan.
Ketika Champy bertanya kepada Michael Dell di mana dia menemukan ambisi untuk menciptakan komputer Dell, sang CEO mulai berbicara tentang siklus bisnis dan teknologi. Lalu dia berhenti bicara. “Apakah kamu tahu bagaimana mimpi saya bisa muncul?” tanyanya. Dia menjabarkan bahwa dia sedang berkendara menuju sekolah melalui pinggiran Houston dan melirik gedung-gedung kantor dengan tiang bendera besar mereka. Dell menginginkan tiang bendera itu. Dia ingin dirinya ada di bendera-bendera itu. Baginya, itu adalah simbol kesuksesan, dan hal itu membuatnya mulai membayangkan untuk memulai perusahaannya sendiri, sebelum dia bahkan diizinkan untuk memesan minuman beralkohol (masih muda). Sekarang, dia sudah memiliki tiga tiang bendera.
Ambisi manusia sama seperti ikan mas Jepang; mereka tumbuh sebanding dengan ukuran lingkungan mereka. Prestasi kita tumbuh sesuai dengan ukuran mimpi kita dan sejauh mana kita berhubungan dengan misi kita. Saya yakin menciptakan tujuan, memperbarui, dan memantau kemajuan kita dalam mencapainya tidak terlalu penting, jika dibandingkan dengan proses memutuskan secara emosional apa yang ingin Anda lakukan. Apakah itu berarti bahwa pemimpi yang putus asa bisa menjalankan GE dan juga Neutron Jack? Tentu saja tidak. Transformasi mimpi menjadi kenyataan membutuhkan kerja keras dan disiplin. “Welch mungkin membenci kenyataan bahwa saya berkata, Jack, kamu seorang pemimpi,” kata Champy. “Tapi sebenarnya dia pemimpi yang disiplin. Dia memiliki kemampuan dan kepekaan yang memungkinkannya untuk masuk ke berbagai industri dan melihat di mana peluang berada.”
Semua pemimpi yang disiplin memiliki satu kesamaan: misi. Misi ini sering kali berisiko, tidak konvensional, dan kemungkinan besar sulit untuk dicapai. Namun, hal itu mungkin. Jenis disiplin yang mengubah mimpi menjadi misi, dan mengubah misi menjadi kenyataan, sejatinya hanya bermuara pada proses penetapan tujuan.